Agak miris juga liat iklan-iklan pemutih di TV, Koran, Internet, dan yang lainnya. Pemutih yang dimaksud adalah pemutih kulit.
Selalu saja, iklan-iklan pemutih kulit itu mengilustrasikan, bahwa orang yang kulitnya putih itu banyak didekati para pria (bagi wanita), banyak disenangin teman-teman, dan sebagainya.Yang intinya dari iklan itu, orang cantik/ganteng itu orang yang kulitnya putih.
Sebaliknya, orang berkulit gelap. Di iklan-iklan itu sering diilustrasikan dengan orang kelas dua. Yang gak pede, yang gak punya temen, yang minder. Kata kasarnya mungkin orang udik, gak cantik, jelek dsb.
Dan biasanya, orang kulit gelap disuruh pake pemutih. Endingnya, pas udah putih, banyak yang suka, banyak yang bilang cantik.
Ini dia mirisnya…
Seakan-akan, iklan itu mempropagandakan, bahwa orang menarik itu hanya orang yang berkulit putih. Orang berkulit gelap itu gak cantik, gak tampan. Nah, inilah yang sebenarnya mempengaruhi psikologis orang, baik orang putih, atau orang gelap.
Si putih, akan merasa dirinya tampan, cantik, dan sebagainya. Akhirnya tidak bisa dihindarkan, akan terpicu rasa sombong, sedikit ataupun banyak. Si gelap, ini yang kasian. Akan merasa jadi orang kelas dua, pengen putih, pengen kayak iklan. Yang akan timbul, adalah rasa tidak bersyukur. Gak PD. Dan sebagainya.
Bahkan orang tua zaman dulu bilang gini “Dulu tuh, mau kulit putih, mau kulit gelap. Orang biasa-biasa aja. Sekarang semenjak ada iklan2 pemutih itu, orang-orang jadi membanding-bandingkan.”
Disimpulkan iklan itu dapat mempengaruhi paradigma orang banyak.
Buat kita??
Inilah rasa syukur kita sebenarnya diuji. Bukan berarti gak boleh punya kulit putih. Namun, cukup dengan cara yang cukup, dan tetap bersyukur. Tidak perlu harus susah payah, sampe addict untuk bikin kulit jadi putih. Tidak perlu membanding-bandingkan. Toh logikanya gini, selera orang beda-beda. Penilaian orang beda-beda. Orang bule aja pengen kok punya kulit gelap.
Yang buat kulit putih, tetap bersyukur. Jangan sombong, toh ini kulit juga Allah yang ngasi. Okeh??
Cukup ah untuk masalah pemutih.