Jenis Pamer di Media Sosial

Jenis Pamer di Media Sosial

Published on 20 Oct 2016 | Takes approximately 5 min to read

Berhubung saya teringat dengan kata pamer, maka sekarang kita bahas soal jenis-jenis pamer di media sosial. Yes!

Alasan orang berbagi di Media Sosial

Sebelum masuk ke bahasan pamer, kita lihat dulu secara umum alasan orang berbagi konten alias share di media sosial. Dibawah ini ada grafik hasil penelitian sebuah riset:

[dt_progress_bars show_percentage="true"] [dt_progress_bar title="Berbagi informasi tentang produk yang mereka suka dengan harapan untuk mengubah opini" color="" percentage="49" /] [dt_progress_bar title="Memberi tahu orang tentang siapa mereka dan apa yang mereka senangi" color="" percentage="68" /] [dt_progress_bar title="Berbagi informasi untuk membantu mereka tetap terhubung dengan orang-orang" color="" percentage="78" /] [dt_progress_bar title="Berhubungan dengan orang yang memiliki minat sama" color="" percentage="73" /] [dt_progress_bar title="Merasa berharga dan lebih terlibat dengan dunia pada umumnya." color="" percentage="69" /] [dt_progress_bar title="Cara untuk mendukung isu atau masalah yang mereka pedulikan." color="" percentage="84" /] [/dt_progress_bars]

Saya ambil kesimpulan yang saya kutip dari artikel di Tech in Asia. Dari artikel diatas dapat disimpulkan bahwa alasan orang berbagi di media sosial didominasi dua alasan.

  1. Menghubungkan diri kita dengan orang lain dan dunia,
  2. Menunjukan pada orang mengenai diri kita sendiri dan apa yang kita sukai.
Nah, dari kesimpulan tersebut bahwa pamer adalah keturunan dari kesimpulan poin nomor dua. Pamer adalah rasa ingin berbagi yang terlalu berlebihan. Apalagi di media sosial yang sekarang "tanpa batas". Apapun bisa dibagi, apapun, yaa betul apapun.

[dt_divider style="thin" /]

Arti kata pamer

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang saya kutip dari kbbi.web.id arti kata pamer adalah sebagai berikut:

[dt_quote type="blockquote" font_size="big" animation="none" background="plain"] [dt_highlight color="" text_color="" bg_color=""]pamer[/dt_highlight] /pa·mer/ /pamér/ v   menunjukkan (mendemonstrasikan) sesuatu yang dimiliki kepada orang lain dengan maksud memperlihatkan kelebihan atau keunggulan untuk menyombongkan diri [/dt_quote]

Ya, sepertinya KBBI sudah mewakili sejara luas arti pamer. Tidak perlu dijelaskan lagi.

[dt_divider style="thin" /]

Jenis jenis Pamer di Media Sosial

Dari yang saya perhatikan secara pribadi, saya membuat kategori jenis-jenis pamer di Media Sosial. Langsung saja, apa aja jenis-jenis pamer di Media Sosial?

 

[dt_divider style="thin" /]

Pamer MakananPamer Makanan

Alasan Pamer : Dokumentasi, makanan mahal, ngikutin trend, ngikutin gaya food blogger, biar orang tau gue pernah makan ini.

Ini nih yang paling banyak. Gak tau sebenarnya apa yang ada di benak yang kayak gini. Inti-intinya sih ya balik ke menunjukan pada orang tentang apa yang kita makan. Parahnya sekarang sudah menjamur dan tidak tahu arah tujuan. Dari makanan kaki lima sampai bintang lima pernah saya temui di media sosial terutama Path dan Instagram. Mengalahkan budaya berdoa bersama sebelum makan.

Pernah menemukan cewek yang ngomelin cowoknya karena dia langsung makan, padahal makanannya belum difoto sama ceweknya. "Kamu kenapa makan duluan? Belum difoto ih!"

 

[dt_divider style="thin" /]

pamer-anakPamer Anak

Alasan Pamer : Berbagi kebahagiaan, dokumentasi, memberi tahu keluarga tentang tumbuh kembang anaknya, trend foto bayi.

Biasanya sering dilakukan oleh Mahmud Abas (Mamah Muda Anak Baru Satu). Saya pribadi suka sama bayi, lucu, imut gemesin. Saya tahu rasanya bahagia punya anak ingin rasanya berbagi kebahagiaan dengan orang lain di media sosial. Namun ada saja yang suka kelewat batas. Disini sebagai orang tua kita harus bijak.

Banyak artikel psikologi keluarga yang menyerukan kepada orang tua agar lebih bijak lagi dalam mengunggah foto anak ke media sosial. Terlalu sering mengunggah foto anak akan meningkatkan resiko hal-hal yang tidak diinginkan. Resiko dapat muncul dari mulai penyalahgunaan foto, pedofilia, bullying, bahkan sampai penculikan. Naudzubillah.

By the way, sebagian pamer anak ini sudah dimulai dari si anak masih di tahap Tespek atau USG.

 

[dt_divider style="thin" /]

pamer-jodohPamer Jodoh

Pamer jodoh ini yang saya bahas adalah yang sudah menikah. Yang pacaran tidak saya bahas karena belum tentu jodoh. Xixixi..

Alasan Pamer : Dokumentasi, pasangan baru, berbagi kebahagiaan, biar yang lain cepat nyusul, pacaran halal, dsb.

Yang ini biasanya pasangan baru. Posting foto kemesraan di media sosial sebagai ekspresi kebagahiaan mereka. Sangat menyenangkan bukan? Apalagi sudah halal. Saya pribadi lebih menyukai pasangan suami istri yang mesra dibandingkan pacaran yang mesra.

Ulama memperbolehkan untuk sepasang suami istri bermesraan malah sangat dianjurkan. Lalu bagaimana yang bermesraan di depan orang lain bahkan diunggah ke media sosial? Menurut ulama ada beberapa resiko yang dapat timbul akibat pamer jodoh: Penyalahgunaan foto, khawatir mengundang syahwat orang lain, khawatir menjatuhkan wibawa suami/istri, dsb.

Bukankah lebih bahagia jika suami/istri kita hanya kita yang tau?

 

[dt_divider style="thin" /]

pamer-spoilerPamer Spoiler

Alasan Pamer : Biar orang tertarik nonton, biar orang tau gue udah nonton

Ini sebenarnya yang paling saya gak suka. Pamer spoiler. Postingan yang isinya menceritakan tentang film yang udah dia tonton, dan filmnya masih tayang di bioskop. Disini jenis pamer yang saya gak ngerti sama jalan pikiran si Pamer. Enak gak sih kalo mau nonton Film A tau-tau di Timeline Media Sosial kita tiba-tiba muncul cerita di Film A si ini bunuh si ini, si ini nikah sama si ini, endingnya si ini mati.

Mungkin spoiler di media sosial masih dianggap remeh bagi yang posting. Namun bagi yang baca hal ini sangatlah krusial.

Kalau udah nemu yang begini, pilihan saya jadi cuma dua : gak jadi nonton / unfollow.

Daripada membeberkan spoiler, lebih baik belajar untuk membuat sinopsis yang bagus. Coba baca sinopsis-sinopisis tentang film/game/novel. Bisa dibaca di website bioskop-bioskop. Sinopsis yang mereka tuliskan tidak pernah membeberkan isi cerita tapi bisa kok buat orang penasaran pengen nonton.

 

[dt_divider style="thin" /]

Mengatasi pamer

Dampak dari pamer adalah adanya orang yang iri atau dengki terhadap apa yang kita lakukan. Bahkan bisa jadi orang malah tidak suka kita. Memang semua postingan akan tergantung niat kita yang mempostingnya. Kita tidak berhak melarang orang untuk selalu suka terhadap apa yang kita lakukan, dan kita juga tiak berhak melarang orang menggunakan sosial media. Banyak orang yang yang asal bilang "kalo tidak suka gak usah pake media sosial" atau yang serupa. Tentu itu pernyataan yang ngawur.

Media sosial sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi manusia masa kini. Dari yang hanya ajang berbagi biasa hingga menjadi mata pencaharian seseorang. Memang orang lain memiliki kontrol penuh terhadap akun media sosial mereka. Mereka sangat berhak untuk unfollow atau unfriend kita jika dianggap mengganggu. Namun sangatlah bijak jika kita menahan "semangat pamer" kita yang bisa mengurangi kenikmatan orang bermedia sosial.