Matahari terbenam di sebelah rumah bukanlah sebuah judul FTV. Ini catatan perjalanan diantara beberapa perjalanan yang terjadi.
KA 221, 27 Februari 2017 Seat 20D
AC menyebur keras. Diharibaan besi panjang berjalan. Pramugara reska dengan trolinya. Yang belum kulihat sebelumnya.
Okupansi hari ini seratus persen. Bahkan ranselpun tak bertempat semestinya.
Sedikit banyak terusik celotehan gadis seat 19-20 DE. Mungkin belum tau. Teknologi itu namanya Instagram Story. Bukan Snapgram.
Khawatir tebahak. Seperlima berjalan berpindah ke KMP. Membayar 8rb utk segelas kopi encer. Tapi nikmat. Sih.
1141
Kuharap CC 201 itu lebih cepat. Tapi apa bisa diperbuat. Ditarik mesin keluaran 80an. Jalur berkelok, paling Taspat hanya 5. Dua jam lagi tiba.
1157
Nambah penumpang di Cibatu. Banyak. Masih bertahan di KMP.
Jadi ingat Kopi di rumah belum diminum. Maafkan mah. Lupa.
Nagreg, 1231
Telepon dari rumah. Kopinya sudah ada yang minum. Alhamdulillah. Tidak jadi mubadzir.
Singkat.
1252
Tiba di cicalengka. Silang dengan saudara kembar. Lama. Diputuskan kembali ke Ekonomi 6 lagi.
Epilog ya?
Keputusannya cerita berakhir di sini. Karena pada akhirnya banyak hal didapatkan ketika duduk si KMP. Menyaksikan pelayanan ramah dari mas Wahyu, Customer Service on Train membuat saya kagum dengan PT.KAI.Pertama, anak seorang penumpang yang sakit dibawa dari gerbongnya ke KMP. Disediakan satu baris untuk sang anak tidur. Diberikan teh hangat gratis.
Kedua, KA ekonomi memang tidak menyediakan ruang khusus ibu menyusui. Saat bersamaan ada ibu yang membutuhkan. Mas Wahyu "menyulap" ruang operator menjadi ruang menyusui darurat. Karena itu satu satunya ruang tertutup selain ruang genset.
Ketiga. Seorang penumpang tujuan PSN mengalami sakit dan muntah. Mas Wahyu dengan sigap memberikan tempat untuk muntah. Setelah agak baikan, penumpang tersebut ditawari untuk beristirahat di KAC jika tidak kuat melanjutkan perjalanan. Diperiksa di klinik KAC gratis dan diberikan tiket gratis untuk melanjutkan perjalanan.
Apa hubungan dengan Matahari Terbenam?
Sebenarnya tulisan ini tidak berhubungan antara judul dengan tulisan. Judulnya terinspirasi dari program lawak semalem dengan TTS ngaco-nya.Istilah-istilah dalam tulisan ini juga tidak umum. Hanya sebatas dokumentasi untuk catatan sendiri.