Ini merupakan hasil pengamatan pribadi yang didasari dengan rasa heran. Keheranan akan sahabat-sahabat muslim saya yang membela penista Al-Quran. Akhirnya saya coba menemukan jawabannya disambungkan dengan faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keputusan seseorang.
[dt_quote type="blockquote" font_size="big" animation="none" background="plain"]DISLCAIMER : Topik tulisan ini diambil dari isu yang sensitif. Segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan konteks dari isi tulisan saya, maka diluar kemampuan saya untuk bertanggungjawab. Tulisan ini tidak dapat dijadikan untuk karya ilmiah.[/dt_quote]
Jawaban yang saya himpun adalah jawaban yang merupakan dasar atau landasan dari sikap pembelaan. Bukan jawaban yang berupa poin-poin pembelaannya. Poin-poin pembelaan itu seperti prestasi, ramah, kebaikan, dst. dari subjek yang dibela.
Mudah-mudahan ini juga merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan lain yang serupa.
Rasa Cinta
Kadar cinta kita terhadap sesuatu hal yang menyebabkan rasa cemburu ketika hal yang kita cintai diolok-olok. Karena cemburu merupakan salah satu indikator seberapa besar cinta kita. Saya ambil contoh olok-olokan yang sering terjadi di dunia maya (mohon maaf tidak masuk menyinggung).Klub Bola
Contohnya "Dari zaman BBM Rp. 550, sampai zaman BBM Rp. 8.500 Liverpool belum juga juara liga". Olok-olokan ini akan menyinggung perasaan fans Liverpool. Bahkan fans-fans klub bola lainpun apabila klub idolanya diejek akan sangat marah. Membela mati-matian klub jagoannya.
Bagi kita yang tidak suka bola mungkin akan berkata "ngapain segitunya ngebelain?". Mereka melakukan itu karena ada cinta kepada klub jagoannya.
Artis Korea
Bulan Maret lalu heboh dengan pernyataan Uus yang mengolok-olok artis idola favorit Korea.
Dilansir dari Allkpop, Uus menyebut Siwon sebagai 'gay', G-Dragon sebagai 'druggie', dan EXO sebagai 'sissies". Dan di atas itu semua, Uus juga menyerang penggemar K-Pop yang menggunakan hijab, mengkritik mereka yang menggunakan hijab saat mereka memakai pakaian terbuka untuk konser. Berita lengkapnya disini..
Pernyataan Uus tersebut terbukti membangkitkan amarah penggemar K-Pop. Bagi kita yang tidak suka K-Pop mungkin akan berkata "ngapain marah sampe segitunya?". Mereka melakukan itu karena ada cinta kepada artis idolanya.
Kesimpulan : Rasa Cinta
Kita yang tidak suka bola atau tidak suka K-Pop pasti tidak akan mengerti mengapa mereka membela habis-habisan apa yang diidolakannya. Mungkin ada yang bilang gak waras-lah, aneh-lah, berlebihan-lah. Kita tidak akan mengerti karena tidak memiliki rasa cinta yang sama dengan apa yang mereka rasakan. Tapi bagi kita yang memiliki rasa cinta yang sama seperti mereka, mungkin akan melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan. Setidaknya ada rasa "sakit hati" terhadap apa yang kita cintai diolok-olok.Muhasabah : Rasa Cinta
Seberapa besar rasa cinta kita kepada Al-Quran? Kita cek dengan rasa cemburu yang timbul dari hati kita ketika Al-Quran diperolok-olokan. Adakah rasa cemburu? Jika ada seberapa besar? Jika tidak ada? Maka seberapa dekatkah kita kepada Al-Qur'an?
Lingkungan
Lingkungan tempat kita bergaul sedikit-banyak mempengaruhi terhadap keputusan dan pola pikir kita. Sudah banyak artikel dan penelitian tentang ini. Saya akan membahasnya sedikit saja.Di era digital-modern ini interaksi dapat melaui berbagai media, maka lingkungan saya bagi menjadi Lingkungan Luring, dan Lingkungan Daring.
Lingkungan Luring diantaranya Teman nongkrong, teman kuliah/sekolah, teman bergaul, guru, dosen, keluarga dsb.
Lingkungan Daring diantaranya Teman Facebook, siapa yang kita follow, group apa yang kita ikuti, fanspage yang kita follow, dsb.
Saya akan fokus pada Lingkungan Daring, bagaimana ia dapat mempengaruhi pengetahuan dan pola pikir kita.
Jika kita mengikuti laman-laman tentang kedokteran, sedikit-banyak kita akan tahu dunia kedokteran, seluk beluknya. Begitupun jika kita mengikuti laman tentang ekonomi, kita akan mengerti prinsip-prinsip ekonomi, inflasi, kurs dollar, dan seluk beluknya. Yang lainnya pun sama, k-Pop, klub bola, entrepreneurship, motivasi, startup, fisika, teknologi, dll.
Intinya, apa saja yang kita follow akan keluar di linimasa (timeline) kita. Mau tidak mau informasi yang keluar akan kita baca, kita tonton, kita dengar. Menambah pengetahuan dan membentuk pola pikir kita.
Kesimpulan : Lingkungan
Kita akan lebih mengetahui apa yang kita follow dibandingkan apa yang tidak kita follow. Ketika seseorang yang memfollow akun-akun ekonomi membuat status yang menggambarkan kegelisahannya tentang kenaikan dollar, maka kita yang tidak memfollow tidak akan mengerti apa yang dibahas. Tapi bagi kita yang memfollow akun yang sama akan mengerti maksud dia kesini.Muhasabah : Lingkungan
Tempat bergaul dan lingkungkan adalah pilihan kita. Dengan siapa kita berinteraksi, melalui apa, membahas apa. Hal tersebut menjadi jalan untuk memahami dan mengetahui suatu hal. Begitupun dengan Islam, Al-Qur'an, dsb. Ketika kita Follow akun-akun ustadz, akun islami, majelis ilmu, maka setidaknya menjadi jalan untuk memahami Islam dan Al-Quran. Mudah-mudahan menjadi jalan menumbuh-kembangkan rasa cinta kepada Islam dan Al-Quran.Kita cek seberapa berimbangkah kita follow akun-akun pengetahuan umum dengan akun-akun pengetahuan Islam?
Epilog : Penista Al-Quran
Dua poin inti diatas akan mempengaruhi sikap kita menghadapi sesuatu hal. Ketika kita dihadapkan dengan dua hal yang bertentangan, maka secara sadar atau tidak sadar kita akan cenderung pada satu sisi. Yaitu sisi dimana kita lebih mencintainya.Bagi teman-teman yang sudah memilih di satu sisi, pertanyaan dibawah ini mungkin bisa meyakinkan diri teman-teman.
- Akankah yang kita bela memberi manfaat kembali untuk kita?
- Yakinkah janji yang kita bela akan tepat?
- Akankan yang kita bela mampu menolong kita?
Allahu Alam..