Mengenal Teknologi 3D Stereoskop

Mengenal Teknologi 3D Stereoskop

Published on 07 Nov 2014 | Takes approximately 4 min to read

[vc_row][vc_column][dt_quote animation="none"]Artikel tentang Teknologi 3D ini pertama dipublikasikan di Website Laboratorium Multimedia FIT (link) oleh saya sendiri.[/dt_quote][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]Hai Semua, kali ini saya akan mengajak kalian untuk mengenal Teknologi 3D (3-Dimensional / 3-Dimensi). Teknologi 3D yang akan kita bahas bukan animasi 3D dalam membuat karakter, benda, objek, dan lain-lain. Namun, yang akan kita bahas adalah Teknologi 3D Stereoskop.

3D Technology

Teknologi 3D Stereoskop memungkinkan gambar dengan permukaan rata (dimensi lebar dan dimensi tinggi), dapat dilihat seperti sebuah ruangan yang memiliki kedalaman dengan objek timbul seperti nyata. Seperti jika penonton melihat isi akuarium. Selanjutnya, kita akan membahas secara sederhana tentang Teknologi 3D Stereoskop. Mulai dari prinsip, cara kerja, dan ragam teknologinya saat ini.

Pada bagian (1) ini, kita akan mengenalkan prinsip dasar dari 3D Stereoskop, bagaimana gambar stereoskop menciptakan kesan 3D pada mata kita.

Prinsip Dasar Stereoskop

Pada dasarnya, gambar dalam Stereoskop 3-Dimensi meniru apa yang kita lihat dengan dua mata kita sendiri. Jarak mata manusia sekitar 2 setengah inci, atau kira-kira 6 cm. Jarak tersebut dinamakan Jarak Interocular, dengan jarak tersubut, maka terdapat sedikit perbedaan sudut penglihatan antara mata kanan dan mata kiri kita ketika melihat suatu objek.

Sudut dan perspektif yang berbeda ini kemudian digabungkan dan diterjemahkan oleh otak manusia untuk mengukur jarak, menghasilkan objek 3D. Prinsip ini dinamakan penglihatan binokular, yang dijadikan prinsip dasar 3D Stereoskop.

[caption id="attachment_935" align="aligncenter" width="300"]jarak mata Jarak mata[/caption]

Saat mengambil gambar 3D, kedua mata kita diadopsi menjadi dua kamera yang digunakan untuk menangkap gambar yang terpisah dari objek yang sama dari sudut yang sedikit berbeda dengan satu sudut pandang tetap.

Ketika diputar ulang pada layar plano-stereoscopic, gambar yang diambil oleh kamera kiri ditampilkan hanya untuk mata kiri dan begitupun gambar oleh mata kanan hanya untuk mata kanan kita.

Otak kita kemudian mengkombinasikan dua gambar ini untuk memberikan persepsi kedalaman.

Interaxial

[caption id="attachment_947" align="aligncenter" width="300"]Interaxial Interaxial[/caption]

Jarak antara kamera kiri dengan kamera kanan dinamakan interaxial.

Pengaruh interaxial terhadap hasil gambar 3D adalah kedalaman dari 3d tersebut. Semakin lebar jarak antara dua kamera, maka semakin dalam gambar yang didapat. Untuk lebih jelas, dapat kita perhatikan di gambar berikut.

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]

Narrow Interaxial

[/vc_column_text][vc_row_inner][vc_column_inner width="1/2"][vc_column_text]interaxial-narrow

Interaxial Sempit

[/vc_column_text][/vc_column_inner][vc_column_inner width="1/2"][vc_column_text]

Kedalaman Sempit

[/vc_column_text][/vc_column_inner][/vc_row_inner][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]

Normal Interaxial

[/vc_column_text][vc_row_inner][vc_column_inner width="1/2"][vc_column_text]

Interaxial Normal

[/vc_column_text][/vc_column_inner][vc_column_inner width="1/2"][vc_column_text]

Kedalaman Normal

[/vc_column_text][/vc_column_inner][/vc_row_inner][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]

Wide Interaxial

[/vc_column_text][vc_row_inner][vc_column_inner width="1/2"][vc_column_text]

Interaxial Lebar

[/vc_column_text][/vc_column_inner][vc_column_inner width="1/2"][vc_column_text]

Kedalaman Lebar

[/vc_column_text][/vc_column_inner][/vc_row_inner][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]

 

Convergence

Convergence point / titik konvergensi menentukan dimana posisi objek terhadap permukaan layar. Titik konvergensi didapat dengan memutar kamera secara horizontal (toeing) atau dengan Horizontal Image Translation (H.I.T) di tahap pasca produksi.

Titik konvergensi menjadi acuan permukaan layar. Objek yang berada lebih dekat dari titik konvergensi, akan tampil di depan permukaan layar. Sementara objek yang berada di belakang titik konvergensi akan tampil di belakang layar,

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

Parallel Convergence

Konvergensi paralel berarti tidak ada titik konvergensi dikarenakan kamera disetting paralel. Jika kita menggunakan setting seperti ini, maka posisi objek 100% di depan permukaan layar.

[/vc_column_text][vc_row_inner][vc_column_inner width="1/2"][vc_column_text]

Konvergensi Paralel

[/vc_column_text][/vc_column_inner][vc_column_inner width="1/2"][vc_column_text]

Benda di Depan Layar

[/vc_column_text][/vc_column_inner][/vc_row_inner][/vc_column][/vc_row]

 

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

Convergence on the Object

Jika titik konvergensi berada tepat di objek, maka objek tersebut akan tampil tepat di permukaan layar.

[/vc_column_text][vc_row_inner][vc_column_inner width="1/2"][vc_column_text]

Konvergensi tepat pada objek

[/vc_column_text][/vc_column_inner][vc_column_inner width="1/2"][vc_column_text]

Objek berada tepat di permukaan layar

[/vc_column_text][/vc_column_inner][/vc_row_inner][/vc_column][/vc_row]

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

Convergence in front of Object

Jika titik konvergensi berada di depan objek, maka objek muncul di belakang layar.

[/vc_column_text][vc_row_inner][vc_column_inner width="1/2"][vc_column_text]

Konvergensi di depan objek

[/vc_column_text][/vc_column_inner][vc_column_inner width="1/2"][vc_column_text]

Objek berada di belakang layar

[/vc_column_text][/vc_column_inner][/vc_row_inner][/vc_column][/vc_row]

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

Screen Parallax

Parallax adalah istilah untuk pemisahan antara gambar untuk mata kiri dan gambar untuk mata kanan pada layar display.

[caption id="attachment_917" align="aligncenter" width="1024"]Screen Parallax Screen Parallax[/caption]


Sekian dulu dari kami untuk bagian (1). Nantikan bagian selanjutnya untuk lebih mengenal teknologi 3D Stereoskop.

Source : Simon Reeve & Jason Flock - Basic Principle of Stereoscopic 3D 
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]